KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa kami dapat menyelesaikan tugas tentang “Sumber Materi Pembelajaran Pendidikan Ilmu Sosial” dengan baik tanpa hambatan. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada para semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini atas semua bantuan, bimbingan dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah untuk mata kuliah Pendidikan Ilmu Sosial.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, sehingga kritik, koreksi, dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah kami , kami menyadari masih banyak kekurangan.
Akhir kata, kami harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan penyusun khususnya.
Semarang, Maret 2013
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................. 2
1.
Sumber dan
Materi IPS................................................................................................ 2
2.
Sumber
Pengajaran IPS................................................................................................ 8
3.
Pengorganisasian
Materi Pengajaran IPS..................................................................... 15
4.
Pendekatan
dalam Pengorganisasian Materi IPS......................................................... 16
5.
Jurnal
Pendidikan......................................................................................................... 20
BAB III
PENUTUP......................................................................................................... 23
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 23
B. Saran............................................................................................................................. 23
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................................
24
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu sosial adalah sekelompok
disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Yang
berkembang sejak kira-kira satu satu setengan abad silam
yang sampai saat kini telah menjalani proses pertumbuhan, diversifikasi sampai
pada spesialisasinya. Perkembangan ilmu sosial itu sendiri telah menyediakan
peluang terhadap aplikasi, perhatian tertentu, atau tematik yang telah membuat
ilmu sosial dan sub-ilmunya memiliki ciri dan spesialisasi tertentu. ilmu-ilmu
sosial menunjukan pada kumpulan dari berbagai disiplin ilmu yang masuk kedalam
rumpun ilmu sosial tersebut. Berbagai disiplin ilmu sosial yang dimaksud
adalah: sejarah, sosiologi, ilmu politik, psikologi sosial, filsafat,
antropolgi, ekonomi, dan geografi sosial serta ilmu politik maupun
kewarganegaraan. Masing-masing disiplin
ilmu sosial tersebut mempunyai struktur keilmuan yang didalamnya tertata
konsep, fakta, generalisasi, dan teori.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud ilmu-ilmu sosial sebagai sumber dan materi IPS, sebutkan
konstribusi nya?
2. Dari
manakah sumber pengajaran IPS, sebutkan lingkup nya ?
3. Apa
yang dimaksud pengorganisasian materi pengajaran IPS?
4. Pendekatan
yang bagaimanakah yang digunakan dalampengorganisasian materi IPS?
C. Tujuan
Penulisan
Ø Agar para mahasiswa dapat lebih
mengetahui tentang sumber materi pembelajaran pendidikan ilmu pengetahuan
sosial dan pengorganisasiannya.
Ø Agar mahasiswa khususnya penyusun
makalah dapat lebih mendalami tentang apa itu sumber materi pembelajaran
pendidikan ilmu pengetahuan sosial dan pengorganisasiannya.
Ø untuk
memenuhi tugas dari Ibu Oktaviani Adi, M.Pd
1
|
BAB II
PEMBAHASAN
1.
SUMBER DAN MATERI IPS
1.1.
ILMU-ILMU SOSIAL SEBAGAI SUMBER DAN MATERI IPS
Ilmu-
ilmu sosial baru berkembang sejak kira-kira satu setengah abad silam yang
sampai saat kini telah menjalani proses pertumbuhan, diversifikasi sampai pada
spesialisasinya. Pada mulanya apa yang dipahami sebagai sejumlah gejala
ekonomi-politik oleh Adam Smith dan David Ricardo kemudian berkembang menjadi
berbagai disiplin ilmu. Pola-pola pikiran para pionir ilmu sosial dari
Perancis, Monstesquieu dan de Tocqueville, kemudian pola pikiran itu menjadi
perhatian tidak hanya bagi bagi satu disiplin ilmu saja tetapi menjadi salah
satu focus perhatian beberapa ilmu.
Perkembangan ilmu sosial itu sendiri
telah menyediakan peluang terhadap aplikasi, perhatian tertentu, atau tematik
yang telah membuat ilmu sosial dan sub-ilmunya memiliki ciri dan spesialisasi
tertentu. Istilah ilmu sosial mengacu pada rumpun ilmu sosial secara umum,
sedangkan ilmu-ilmu sosial menunjukan pada kumpulan dari berbagai disiplin ilmu
yang masuk kedalam rumpun ilmu sosial tersebut. Berbagai disiplin ilmu sosial
yang dimaksud adalah: sejarah, sosiologi, ilmu politik, psikologi sosial,
filsafat, antropolgi, ekonomi, dan geografi sosial serta ilmu politik maupun
kewarganegaraan. Masing-masing disiplin
ilmu sosial tersebut mempunyai struktur keilmuan yang didalamnya tertata
konsep, fakta, generalisasi, dan teori. Sehingga Jarolimek(1971) menggambarkan
hubungan ilmu-ilmu tersebut dengan IPS atau studi sosial sebagai pedukung.
Gambar diagram hubungan dimaksud dapat diformulasikan sebagai dibawah ini :
2
|
Dari
formulasi hubungan ilmu-ilmu sosial dengan studi sosial atau IPS tersebut
nampak bahwa ilmu sosial merupakan sumber dan materi IPS, karena ilmu sosial
memberikan sumbangan berupa fakta, konsep, generalisasi dan teori terhadap IPS
untuk dipilih, diramu dan dipadukan sebagai bahan pembelajaran IPS. Baik ilmu
sosial maupun IPS sama-sama mengkaji dan menelaah manusia dengan dunia
disekelilingnya, termasuk keadaan sosial yang terus dan selalu berubah atau
peristiwa-peristiwa sosial yang terjadi, sehingga keadaan dan
peristiwa-peristiwa sosial tersebut peril digunakan sebagai salah satu sumber
dan materi IPS.
Istilah ilmu sosial mengacu pada
rumpun ilmu sosial secara umum, sedangkan ilmu-ilmu sosial menunjuk pada
kumpulan berbagai disiplin ilmu yang masuk kedalam rumpun ilmu sosial. Berbagai
disiplin ilmu ilmu seperti geografi, sejarah, dan lain-lain memiliki struktur
keilmuan yang didalamnya tertata fakta, konsep, generalisasi, dan teori.
1.2.
MATERI YANG TERKANDUNG DALAM IPS ADA BEBERAPA ASPEK :
1) Konsep
yaitu suatu idea tau pengertian yang umum. Misal: sumber kekayaan alam yang
dapat diperbarui
2) Prinsip
yaitu suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berfikir atau merupakan
suatu petunjuk untuk berbuat atau melaksanakan suatu. Misal: hokum moral
3) Fakta
yaitu sesuatu yang telah terjadi atau telah terjadi atau telah di alami. Misal:
proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945
4) Proses
yaitu serangkaian perubahan gerakan, perkembangan yang dapat terjadi secara
sadar atau tidak disadari dan dapat pula merupakan cara melaksanakan kegiatan
operasional. Misal: proses kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia jaman
dahulu, proses mencari pekerjaan di kota.
5) Nilai
( norma) yaitu suatu pola, ukuran, yang berhubungan dengan pengetahuan yang
bersifat umum tantang baik dan buruk. Misal: gotong royong
6) Ketrampilan
yaitu kemampuan berbuat sesuatu yang baik
7) Masalah
yaitu sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Misal: masalah
kependudukan, pengganguran, dan kenakalan remaja.
Dari
aspek-aspek materi inilah yang kelak akan menumbuhkan perubahan tingkah laku
pada peserta didik.untuk itu perlu pengorganisasian pengajaran yang bersifat
integrative.
Dalam pelaksanaan belajar mengajar,
pendidikan ilmu sosial manusia dengan lingkunganya dari sudut ilmu sosial
ekonomi, politik, budaya pada masa lampau, sekarang dan masa yang akan datang
serta pada lingkungan yang dekat atau jauh dari obyeknya yakni berupa
pusat-pusat kegiatan hidup manusia.
1.3.
KONSTRIBUSI ILMU-ILMU SOSIAL TERHADAP IPS
Setiap cabang ilmu-ilmu sosial
memiliki sejumlah konsep utama atau konsep kunci. Konsep-konsep tersebut
merupakan konstribusi yang berupa generalisasi dan dapat dipilih sebagai materi
pokok pembelajaran IPS. Konsep-konsep utama yang dimaksud antara lain :
a)
Geografi, yaitu ilmu tentang keadaan permukaan bumi dan penduduknya serta
hubungan timbal balik antara manusia dan linkunganya.
Konsepnya
: lokasi, kawasan, interaksi keruangan, struktur internal, kota, persepsi
lingkungan, distribusi keruangan, dan keterjangkauan.
Konstribusinya
:
Ø Tempat
di permukaan bumi memilki kekhususan yang membedakan dari suatu tempat dari
yang lain.
Ø Pilih
yang dibuat oleh manusia untuk menyesuaikan diri terhadap lingkunganya
tergantung pada nilai budaya, kebutuhan ekonomi. Tingkat penguasaan teknologi
dan factor alami.
b)
Sejarah, di bagi menjadi dua kategori, yaitu sejarah dalam luas dan dalam arti
sempit.
Sejarah dalam arti luas, yaitu sejarah
mewujudkan catatan tentang hal-hal yang pernah dikatakan dan diperbuat manusia.
Sejarah dalam arti sempit, yaitu yang
membatasi diri pada sejarah manusia berdasarkan catatan yang tersedia sampai
lima ribu tahun yang lampau.
Konsepnya
: perubahan, konflik, revolusi, kebangsaan, peradaban, eksplorasi, dan
kemencangan sejarah.
Konstribusinya
:
Ø Perjuangan
manusia memperoleh kemerdekaan dan hak asasi baru berlangsung dalam kurun waktu
yang relative singkat dibandingkan dengan keberadaan manusia di dunia.
Ø Sejarah
pemulaan suatu Negara mempunyai pengaruh terhadap kebudayaan, tradisi,
kepercayaan, sikap, dan cara hidup warga negaranya.
c)
Antropologi, yaitu ilmu yang mempelajari ragaman dan kesamaan kebudayaan
bangsa-bangsa, kelompok masyarakat yang masing-masing memiliki ciri-ciri dan
kepribadianya sendiri.
v Ilmu-ilmu
bagian dari antropologi, yaitu:
·
Paleo antropologi,
yaitu ilmu bagian yang meneliti asal-usul atau terjadinya dan evolusi manusia
dengan mempergunakan sisa-sisa tubuh yang telah membatu tersimpan dalam
lapisan-lapisan bumi yang harus didapat oleh si peneliti dengan berbagai metode
penggalian.
·
Antropologi fisik,
yaitu bagian dari ilmu antropologi yang mencoba suatu pengertian tentang
sejarah terjadinya beragam manusia dipandang dari sudut cirri-ciri tubuhnya.
·
Etnolinguistik, yaitu
mempelajari kebudayaan manusia dilihat dari tata bahasanya
·
Prehistori, yaitu
mempelajari kebudayaan manusia sejak manusia belum mengenal tulisan
·
Etnologi, yaitu ilmu
yang mempelajari kebudayaan bangsa-bangsa yang ada di dunia ini
Konsepnya
: kebudayaan, unsure kebudayaan, wilayah budaya, enkulturasi, akulturasi,
etnosentrisme, dan tradisi.
Konstribusinya :
Ø Setiap
masyarakat telah membentuk sistem kepercayaan, pengetahuan, nilai, tradisi dan
ketrampilan yang disebut kebudayaan masyarakat.
Ø Seni
musik, arsitektur, makanan, dan adat kebiasaan dari masyarakat yang
bersangkutan membangun identitas nasionalnya.
d)
Sosiologi, yaitu ilmu yang mempelajari manusia dalam hubungan dengan kelompok
dalam wujud hubungan antar manusia dengan manusia, individu dengan kelompok,
bentuk-bentuk lembaganya, susunan masyarakat.
Konsepnya
: sosialisasi, masyarakat, interaksi sosial, peranan, norma, nilai, sanksi,
status, pranata sosial, dan ketergantungan.
Konstribusinya
:
Ø Kelas
sosial selalu terdapat dalam masyarakat, meskipun dasar dari perbedaan kelas
dan tingkat keketatan struktur kelas tersebut bervariasi,
Ø Linkungan
sosial seseorang dibesarkan dan dididik serta hidup memberi pengaruh yang
mendasar terhadap pertumbuhan atau perkembangan setiap individu.
e)
Ekonomi, yaitu ilmu yang mempelajari cara manusia mencukupi kebutuhan hidupnya,
meningkatkan kesejahteraan hidupnya secara individu atau kelompok.
Konsepnya
: kelangkaan, produksi, barang dan jasa, distribusi, konsumsi, pembagian kerja,
pertukaran, pendapat, dan ketergantungan.
Konstribusinya
:
Ø Masyarakat
modern melihat kesejahteraan ekonomi sebagai tujuan yang diinginkan oleh
anggota masyarakatnya,
Ø Dalam
dunia yang modern, saling ketergantungan antar bangsa menimbulkan terjadinya
pertukaran dan perdagangan kebutuhan barang, jasa, dan informasi.
f) Psikologi Sosial, yaitu ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam masyarakat atau
manusia sebagai anggota masyarakat.
Konsepnya
: konsep diri, motivasi, persepsi, sikap dan frustasi.
Konstribusinya
:
Ø Sikap
dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh masyarakat tempat ia tinggal atau hidup
dalam waktu yang relative lama.
Ø Setiap
orang pernah mengalami frustasi, tetapi tinggi rendahnya frustasi tergantung
pada tantangan yang dihadapi dan pengendalian diri.
g)
Ilmu Politik / Ilmu Kewarganegaraan, yaitu ilmu yang mempelajari hak dan
kewajiban warga Negara, bela Negara, dan peranan warga Negara yang baik.
Konsepnya
: kontrol sosial, Negara, kekuasaan, legitimasi, warga Negara, loyalitas,
kewibawaan, sosialisasi politik, budaya politik, dan sistem politik.
Konstribusinya
:
Ø Pemerintahan
yang stabil member kemudahan bagi perkembangan ekonomi dan sosial bangsa.
Ø Masyarakat
demokratis tergantung kepada warga Negara yang secar intelektual dan moral
mampu melakukan tindakan pemerintahan.
2. SUMBER PENGAJAR IPS
2.1.
KEADAAN DAN PERISTIWA SOSIAL SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENGAJARAN IPS
Terdapat kesamaan pandangan dari berbagai,
pemerhati dan pelaku atau guru pembelajaran IPS, bahwa dalam rangka pengajaran
PIS di sekolah maka berbagai keadaan yang terdapat di lingkungan kehidupan anak
didik dan juga berbagai peristiwa sosial yang terdapat di lingkunganya
merupakan salah satu sumber pengajaran IPS yang sangat tepat. Dengan mengambil
dan mengangkat berbagai keadaan dan peristiwa sosial yang ada dilingkungan di
mana anak didik itu tinggal, mengalami, dan bahkan merasakanya, maka materi
penrgajaran IPS bagi peserta didik tidak sebagai sesuatu yang abstrak, imajiner
dan jauh dari apa yang dilihat dan dialaminya.
Berdasarkan pengalaman yang didukung oleh
teori-teori tentang belajar, bahwa semakin materi pembelajaran itu jauh dari
dunia realitas peserta didik maka akan semakin sulit bagi siswa untuk
memehaminya. Sebaliknya semakin materi pembelajaran itu mendekati dunia
kehidupan nyata dan berbasis pada pengalaman siswa, maka akan semakin mudah
siswa atau peserta didik untuk menangkap dan di pahami pesan pembelajaranya.
Oleh karenanya, guru IPS yang baik harus berusaha semaksimal munkin mendekatkan
dan mengkonkretkan bahan dan materi pembelajaranya dalam bentuk kasus ataupun
contoh-contoh yang ada dan dialami oleh anak didiknya.
Pembelajatran IPS sebagai pembelajaran
yang bertujuan mengembangkan kecakapan sosial peserta didik agar mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman untuk dipraktikan dalam interaksi dan kehidupan
sosial anak memerlukan bahan atau materi pembelajaran yang dekat, fakitual, dan
aktual dengan anak dan kehidupanya. Pembelajaran yang demikian akan memotivasi
dan mengairahkan anak untuk mencermatinya, karena pembelajaran yang diikuti
dirasakan membawa manfaat nyata atau langsung oleh anak.
Pemilihan topik atau tema sosial yang
aktual oleh seorang guru IPS adalah langkah yang sangat penting untuk
dipertimbangkan dalam usaha mengairahkan proses pembelajaran IPS di kelas. Oleh
karenaya guru IPS mesti mengembangkan minat yang kuat untuk mengakses dan
mencermati berbagai informasi, keadaan, dan peristiwa sosial yang ada, untuk
selanjutnya dengan jeli mengangkatnya sebagai tema atau topik materi
pembelajaran IPS di kelasnya, jika menginginkan pembelajaran IPS nya
mengairahkan siswa.
Di masa sekarang, dengan kemajuan
teknologi yang ada serta berbagai kemudahan dan tingkat kesejahteraan guru yang
semakin baik, memberikan peluang bagi guru pembelajaran IPS untuk mengakses
informasi, keadaan, peristwa sosial yang actual melalui berbagai media
informasi canggih, seperti Koran, majalah, radio, televise, internet, dan juga
merekamnya dengan telpon seluler, kamera digital, dan berbagai alat yang ada.
Guru IPS sekarang dituntut kreatif dan komitmen diri yang tinggi dalam
mengemban tugas sebagai guru IPS, sebab berbagai fasilitas sudah tersedia
dengan mudah, murah, dan gampang mendapatkanya.
Keadaan dan peristiwa sosial yang dimaksud
dilihat dari lingkup atau kawasanya dapat dikelompokan menjadi :
a) Lingkup
lokal, dengan tempat tinggal siswa atau sekolah, misalnya lingkungan keluarga,
RT, RW, atau desa dan kecamatan. Contoh : membuang sampah sembarangan, selokan
yang mampet sehingga berpotensi banjir dan sumber penyakit serta polusi bau
dengan segala akibatnya dan sebagainya.
b) Lingkup
regional, misal lingkungan kabupaten atau kota, provinsi dimana siswa tinggal
atau sekolah berada. Contoh :
kecerobohan dalam berlalu lintas sehingga berakibat terjadinya kecelakaan yang
banyak memakan korban dengan segala akibatnya dan sebagainya.
c) Lingkup
nasional, anak mengenal berbagai permasalahan bangsa negaranya. Contoh :
korupsi di berbagai level, penyalah gunaan narkoba di berbagai lingkungan
seperti kalangan artis, tingginya kriminalitas dan sebagainya.
d) Linkup
internasional atau dunia. Contoh : pelanggaran HAM oleh Negara tertentu,
terorisme, penjajahan teknologi, globalisasi dan sebagainya.
Pemilihan
topik atau tema tersebut sebaiknya disesuaikan dengan pokokm bahasan yang akan
atau sedang diajarkan, dan berbagai keadaan yang menyita perhatian publik atau
masyarakat luas.
Pembelajaran yang berbasis masyarakat
tersebut akan sangat memberikan manfaat yang signifikan terhadap peningkatan
kualitas pembelajaran IPS di sekolah. Dengan pembelajaran IPS yang berkualitas
, mak dimensi-dimensi pendidikan IPS sebagaimana dikemukakan oleh Supriya
adalah program IPS yang komprehensif, yaitu program yang mencakup empat
dimensi, meliputi: dimensi pengetahuan,dimensi
ketrampilan,dimensi nilai dan sikap, dan dimensi tindakan.
2.2.
KARAKTERISTIK MASYARAKAT INDONESIA DAN MASALAH SOSIAL DI INDONESIA
A. Karakteristik manusia dan masyarakat
Indonesia
PIS atau pendidikan IPS merupakan program
pendidikan yang berupaya mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana
manusia sebagai individu dan kelompok dapat hidup bersama dan berinteraksi
dengan linkunganya(fisik dan sosial). Sebagaimana ditegaskan oleh saidihardjo
bahwa PIS seharusnya mendorong siswa secara aktif mampu menelaah dan memahami
interaksi antar manusia dengan lingkunganya.
Menelaah kehidupan manusia yang makin
kompleks dewasa ini, yang meliputi permasalahan dan pengembanganya, tidak dapat
lagi hanya didasarkan atas pengalaman praktis sehari-hari, melainkan harus
dilandasi teori-teori sosial yang dapat memperhitungkan proyeksi kehidupan
lebih lanjut. Teori sosial yang diartikan sebagai usaha mengerti hakikat individu
dan masyarakat, memerlukan landasan dasat tentang kehidupan manusia dengan
segala karakteristiknya.
Melalu pendidikian ilmu sosial atau
pendidikan IPS di sekolah, maka perlu untuk dikenalkan kepada siswa, berbagai
karakteristik manusia dan masyarakat Indonesia dengan segala permasalahan yang
melingkupinya, sebagai bahan kajian dan sekaligus pengetahuan dalam upaya
memehami dan beradaptasi dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan mengenal dan memahami sifat-sifat
manusia, masyarakat, dan bangsa Indonesia baik yang positif maupun yang negatif
sekalipun, pada siswa di sekolah akan terbiasa dan tertanam sifat mawas diri
dan juga kewaspadaan untuk memilah dan memilih sifat dan karakter bangsanya,
yang pada akhirnya akan membentuk jati dirinya.
Mochtar Lubis dalam bukunya yang berjudul
“Manusia Indonesia” mengemukakan berbagai ciri manusia Indonesia, sebagai
berikut :
1) Hipokritis
alias munafik. Sifat tersebut dikenalinya sebagai manusia yang yang suka ber
pura-pura, ABS ( Asal Bapak Senang), suka dengan berbagai sanjungan, dan
semacamnya.
2) Segan
dan enggan bertanggung jawab atas perbuatanya, putusanya, kelakuanya,
pikiranya, dan sebagainya.
3) Memiliki
jiwa feodalis yang mengakar, sehingga nepotisme dan sangat elergi terhadap
kritik yang membangun dan tulus sekalipun.
4) Masih
sangat percaya terhadap takhayul, sehingga cenderung tidak rasional.
5) Sangat
artistik, sehingga menyikapi kehidupanya lebih banyak dengan naluri.
6) Mempunyai
watak yang lemah, sehingga kurang kuat dan berani dalam mempertahankan dan
memperjuangkan keyakinanya.
Disamping
enam ciri tersebut , Muchtar Lubis juga mengemukakan ciri-ciri yang lain,
sebagai berikut :
1) Cenderung
boros
2) Tidak
suka bekerja keras bila tidak dipaksa
3) Berjiwa
priyayi
4) Penyabar
5) Suka
menggerutu
6) Cepat
cemburu dan dengki atas keberhasilan orang lain
7) Cepat
bangga dan senang akan segala lambang dan semboyan
8) Suka
berbuat sok
9) Manusia
peniru yang sangat ulung
10) Cenderung
bermalas-malasan
11) Kepekaan
sosialnya rendah
Selain
sifat-sifat yang cenderung negative tersebut, sesungguhnya manusia dan
masyarakat Indonesia juga memiliki sifat-sifat yang positif, diantaranya
disebut sebagai berikut :
1) Bersifat
logis
2) Suka
bekerja sama, tolong-menolong, dan gotong royong
3) Mempunyai
kemesraan hubungan dengan sesamanya
4) Mempunyai
ikatan kekeluargaan yang sangat kuat
5) Berhati
lembut dan suka damai
6) Mempunyai
rasa humor tinggi
7) Cepat
dalam belajar dan cerdas
8) Mempunyai
kesabaran sangat tinggi
Berbagai
ciri atau sifat yang di kemukakan oleh Muchtar Lubis sebagai mana terurai
diatas, baik yangat bernilai negatif maupun positif, tentunya tidak sepenuhnya benar
ataupun salah. Hal tersebut karena apa yang dijelaskan Muchtar Lubis hanyalah
didasarkan atas pengamatan secara subjektif, sebagai ungkapan kepedulian dan
kecintaan terhadap bangsa dan negaranya dengan cara dan gaya yang khas.
Berbeda dengan yang terurai diatas,
Nasikun mengemukakan tentang sifat unik masyarakat Indonesia, sebagai berikut :
struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang bersifat unik
yaitu :
1)
Secara horizontal
ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial yang berdasarkan
perbedaan suku, agama, adat, dan perbedaan kedaerahan.
2)
Secara vertikal
ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan
lapisan bawah yang cukup tajam atau bisa disebut stratifikasi sosial.
Secara umum,
stratifikasi sosial terbagi menjadi dua, yaitu sistem kelas dalam masyarakat
modern dan sistem kasta dalam masyarakat agraris yang maju.
Jenis-jenis
stratifikasi sosial:
·
Stratifikasi sosial
terbuka, yaitu pelapisan atau kelas sosial yang bisa naik dan bisa turun
·
Stratifikasi sosial
tertutup, yaitu pelapisan sosial yang tidak bisa naik dan tidak bisa turu.
Seperti sistem kasta
Factor-faktor yang mempengaruhi
strativikasi sosial:
§ Usia
§ Ilmu
pengetahuan
§ Kekuasaan
§ Kekayaan
Berbagai
pebedaan tersebut sering disebut sebagai cirri masyarakat majemuk yang sangat
rentan akan konflik-konflik sosial.
B. Masalah- Masalah Sosial di Indonesia
Pendidikan sosial atau IPS idealnya
mempunyai andil dalam mewujudkan kehidupan sosial yang harmonis, yang
ditunjukan dengan mewujudkan kehidupan sosial yang harmonis, yang ditunjukan
dengan rendahnya bahkan tidak adanya masalah-masalah sosial yang berarti.
Untuk menghindari adanya berbagai bias
berkaitan dengan pengertian atau terminologi ”Masalah Sosial” serta untuk
menuju pemahaman masalah sosial yang objektif dan universal, maka perlu
dirumuskan definisi masalah sosial. Apabila masalah sosial didefinisikan
menurut pendapat umum, maka fenomena yang dapat dianggap sebagai masalah sosial
akan terbatas pada perilaku dan tindakan yang melanggar eksistensi tatanan
sosial yang berlaku. Dengan kata lain masalah sosial merupakan manifestasi dan
kondisi kehidupan sosial atau perilaku individu yang abnormal. Dalam realitas
akademis belum ada kesepakatan dan kesatuan bahasa untuk mendefinisikan suatu
gejala pantas disebut sebagai masalah sosial atau bukan. Dalam realita tidak pernah
dijumpai suatu kondisi kehidupan masyarakat ideal yang sempurna dimanapun dan
kapanpun juga tanpa adanya konflik. Konflik sosial terjadi karena adanya
perbedaan pendapat dan tujuan antara dua pihak atau lebih. Hal ini dapat
terjadi dalam sebuah pertemuan bisnis. Menurut teori fungsi bahwa hal jelekpun
itu ada fungsinya.
Parrillo, menyatakan bahwa masalah sosial
mengandung empat komponen, yaitu :
1) Kondisi
tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode waktu tertentu.
Kondisi yang dianggap sebagai masalah, tetapi dalam waktu singkat kemudian
sudah hilang dengan sendirinya, maka tidak termasuk masalah sosial.
2) Dirasakan
dapat menyebabkan berbagai kerugian fisik atau non fisik, baik individu maupun
masyarakat.
3) Merupakan
pelanggaran terhadap nilau-nilai atau standard sosial dari salah satu atau
beberapa sendi kehidupan masyarakat.
4) Menimbulkan
kebutuhan akan pemecahan
Raab
dan Selznick, menyatakan bahwa tidak semua masalah dalam kehidupan manusia
merupakan masalah sosial. Masalah sosial pada dasarnya adalah masalah yang
terjadi dalam antar hubungan diantara warga masyarakat. Masalh sosial terjadi
apabila :
1) Banyak
terjadi hubungan antar warga masyarakat yang menghambat pencapaian tujuan
penting dari sebagian besar warga masarakat
2) Organisasi
sosial menghadapi ancaman serius karena ketidakmampuan mengatur hubungan antar
warga
Banyak
definisi masalah sosial yang telah dikemukakan oleh para pakar sosial, namun
pendapat saidihardjo yang paling sederhana dan mudah dipahami. Masalh sosial
merupakan masalah yang muncul di tengah-tengah masyarakat, yang dilihat dari
aspek tertentu tidak diinginkan. Masalah sosial merupakan fenomena sosial yang
tidak terpuji.
Masalah-masalah sosial yang timbul dapat
disebabkan oleh berbagi factor, yaitu faktor ekonomis, biologis, psikologis,
dan kebudayaan. Empat faktor penyebab tersebut dapat memunculkan berbagai
masalah sosial pokok, diantaranya :
1) Masalah
kriminalitas
2) Masalah
kependudukan
3) Masalah
kemiskinan
4) Masalah
pelacuran
5) Masalah
lingkungan hidup
Sedikit
berbeda dengan pendapat di atas, Nursid Sumaatmadja, mengelompokan masalah
sosial di Indonesia, antara lain :
1) Masalh
kependudukan
2) Masalah
ekonomi
3) Masalah
lingkungan
4) Masalah
pendidikan
5) Masalah
integrasi nasional
Koentjaraningrat,
menyebutkan masalah-masalah sosial tersebut sebagai masalah pembangunan, yaitu
:
1) Masalah
penduduk
2) Masalah
struktur masyarakat desa
3) Masalah
migrasi, transmigrasi, dan urbanisasi
4) Masalah
integrasi nasional
5) Masalah
pendidikan dan modernisasi
Masalah-masalah
yang berkaitan dengan integrasi nasional disebutkan oleh koentjaraningrat,
sebagai berikut :
1) Masalah
mempersatukan aneka warna suku bangsa
2) Masalah
hubungan antar umat beragama
3) Masalah
hubungan mayoritas-minoritas
4) Masalah
integrasi kebudayaan di Irian Jaya dengan kebudayaan Indonesia
Selain
itu, ada pula masalah yang menurut koentjaraningrat harus mendapatkan porsi
perhatian yang memadai dalam upaya membangun harmonisasi kehidupan sosial,
sehingga tidak muncul masalah-masalah sosial sebagaimana disebutkan diatas,
yaitu bangsa Indonesia belum berorientasi ke masa depan, mentalitas yang belum
mengharagai mutu, dan mentalitas suka menerabas.
3. PENGORGANISASIAN
MATERI PENGAJARAN IPS
3.1.
Pengertian Pengorganisasian Materi Pengajaran
Pengertian Pengorganisasian Materi Pengajaran yaitu upaya guru mengatur
dan menyusun materi pengajaran dan cara menyajikan materi pengajaran sesuai
dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai pengorganisasian materi pengajaran
memberikan jawab atas pertanyaan pengalaman belajar yang bagaimanakah yang
seharusnya diperoleh siswa dalam proses pembelajaranya.
Pengorganisasian materi adalah kegiatan
mengoperasionalkan materi pelajaran yang telah tertuang dalam kurikulum dalam
kegiatan pembelajaran riil yang direncanakan oleh guru dalam mencapai kompetisi
atau tujuan-tujuan pembelajaranya. Kurikulum menurut Nana Sudjana adalah niat
niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan
untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.
Terdapat tiga kompetisi yang mesti
tercapai oleh peserta didik dari suatu proses pembelajaran oleh guru, yaitu :
1) Kompetensi
personal dan sosial, yang terdiri atas perangkat nilai-nilai kepribadian dan
nilai sosial yang harus dikuasai sebagai warga Negara yang bertanggung jawab
2) Kompetensi
akademik, yaitu perangkat keahlian dalam bidang tertentu
3) Kompetensi
professional, yaitu perangkat kemampuan yang memungkinkan seseorang mampu
menjalankan tugas profesinya.
Oleh
karena itu, realitas tata nilai-norma dan nilai kehidupan siswa yang
sesungguhnya harus menjadi dasar pertimbangan bagi seorang guru dalam
menentukan pilihan pendekatan pembelajaranya. Seorang guru IPS dalam
mengorganisasikan materi pembelajaranya harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1)
Materi pelajaran harus
menyangkut hal yang dialami oleh siswa
2)
Materi sedapat mungkin
merupakan hal yang dirasakan membawa manfaat langsung dalam kehidupan nyata
siswa
3) Tema
yang diangkat harus yang dapat dipraktikan atau dioperasionalkan siswa dalam
kehidupan nyata keseharianya
4. PENDEKATAN DALAM
PENGORGANISASIAN MATERI IPS
1.4.
Arti Pendekatan
Secara harfiah pendekatan berarti cara
mendekati. Sebagai suatu istilah dalam ilmu, pendekatan berarti sudut pandang
atau cara umum dalam melihat atau bersikap yang digunakan seseorang dalam
memecahkan suatu masalah, atau dapat juga disebut sebagai pola atau kerangka
pikir yang dipakai untuk melihat atau mengkaji suatu masalah.
2.4.
Arti Program
Dalam kamus besar bahasa Indonesia tahun
1989 kata program berarti rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha.
Sebagai istilah, program secara sederhana dapat didefinisikan sebagai rancangan
kegiatan yang harus dilaksanakan atau dapat diberi makna sebagai seperangkat
kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan secara kait-mengkait untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditentukan.
3.4.
Pendekatan dalam Program Penyusunan Program IPS
Sesuai dengan definisi “pendekatan” dan
“program” tersebut terdahulu, maka yang dimaksud dengan pendekatan program IPS
ialah pola berfikir guru dalam menentukan pilihan dan pengembangan isi
pelajaran dan cara mengorganisasikan bahan pelajaran dan cara menyajikanya
dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
Di dalam penyusunan program pengajaran IPS
di gunakan berbagai macam pendekatan, hal tersebut sangat tergantung pada tujuan
yang hendak di capai. Sebelum diberlakukanya kurikulum tahun 1975, pendekatan
struktural seolah-olah merupakan pola pikir yang baku, sebagai konsekuensi dari
proses pengajaran yang terkotak-kotak ke dalam mata pelajaran yang
terpisah-pisah. pendekatan struktural yang dimaksud adalah pola pikir yang
hanya bertitik tolak pada disiplin ilmu saja, misal dari sudut pandang Ilmu
geografi saja, dari sejarah saja dan sebagainya. Dewasa ini, pendekatan
structural kurang tepat, sebab disadari bahwa masalah masyarakat bersifat
demikian kompleks dalam era modern seperti sekarang.
Itulah sebabnya maka sejak tahun 1975
diusahakan pendekatan baru yang bersifat integral, yang akan dibahas secara
rinci sebagai berikut:
a. Pendekatan
monodisiplin
Yaitu
pendekatan suatu topik atau masalah hanya menggunakan satu cabang ilmu sebagai titik
tolak kajian atau analisisnya. Pendekatan monodisiplin disebut juga sebagai
pendekatan structural karena yang ditekankan adanya struktur atau disiplin ilmu
tertentu.
b.
Pendekatan multidisiplin dan interdisiplin
Ips dapat dikatan sebagai bidang studi
mengenai interalasi disiplin-disiplin ilmu sosial dalam menelaah gejala dan
masalah sosial yang terjadi dimasyarakat. Yang dimaksud dengan interelasi
disiplin-disiplin ilmu sosial yaitu hubungan antar disiplin akademik ilmu-ilmu
sosial yang digunakan untuk menelaah gejala masalah-masalah sosial dalam
masyarakat.
Secara ilmiah teoritik, kedua macam
pendekatan itu yaitu multidisiplin dan interdisiplin dapat dibedakan dan dikaji
secara terpisah (sendiri/sendiri), namun dalam praktik sukar dibedakan. Oleh
karena itu, banyak ahli yang tidak dipersoalkan perbedaan antara keduanya dan
cenderung mempersamakanya.
c.
Pendekatan lingkungan meluas
yaitu car mengurutkan bahan ajar
dimulai dari yang mudah ke yang sukar, dari lingkungan yang dekat ke lingkungan
yang lebih jauh, dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang sifatnya kompleks.
Berikut ini beberapa contoh pendekatan
lingkungan meluas atas dasar aspek-aspek tertentu :
1)
Pendekatan lingkungan
meluas
Contoh
lingkungan yang dipakai sebagai bahan kajian adalah batas wilayah administrasi
pemerintahan Negara Republik Indonesia. Bahan ajar mulai mengenalkan anak pada
lingkungan RT/RW, dengan batas-batas wilayah dan kondisi lingkungan alam dan
lingkungan fisiknya. Lingkungan alam misalnya adanya dataran rendah, gunung,
sungai, hutan, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan fisik meliputi jalan raya,
jaln kereta api, gedung, perumahan dan lain-lain.
2)
Pendekatan masyarakat meluas
Dalam hal ini bahan ajar dimulai
dengan keluarga sebagai unit masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu,
anak-anak dan anggota keluarga lainya, hubungan dan status antar individu dalam
keluarga, fungsi masing-masing anggota, sistem yang berlaku dalam keluarga, adat-istiadat
yang dianut, dan sebagainya.
3)
Pendekatan tematik meluas
Dalam hal ini bahan ajar yang
dipakai dimulai dari studi kasus yang dapat diamati langsung oleh anak-anak
dilingkungan tempat tinggalnya. Misal: kasus penebangan secara liar di tanah-tanah
miring akan menyebabkan erosi akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
4)
Pendekatan interdisiplin
Yaitu perluasan dari pendekatan
monodisiplin (pendekatan struktural atau pendekatan terpisah) menjadi
pendekatan multidisplin dan interdisiplin .
5)
Pendekatan Situasi Kehidupan
Yaitu cara mengorganisasi bahan ajar
dengan berorientasi kepada keadaan kehidupan nyata atau riil dari masyarakat.
Jadi pada hakikatnya pendekatan situasi bisa hakikatnya merupakan pendekatan kemasyarakatan.
Dalam melaksanakan program
pengajaran IPS berbagai aspek masyarakat perlu diperhatikan, terutama untuk
menyusun bahan ajar dan kegiatan belajar.
Aspek-aspeknya
antara lain sebagai berikut:
Ø Aspek
kemanusiaan didalam kehidupan masyarakat yang meliputi kepribadian, tingkah
laku, keturunan atau asal-usul perkembangan manusia temperamen, keluarga,
kekerabatan, aspek moral dan spiritual
Ø Aspek
sosial dalam kehidupan berkelompok, meliputi: kelembagaan, pergaulan,
kerukunan, gotong royong, dan lain-lain
Ø Aspek
ekonomi dalam kehidupan masyarakat, khusunya upaya dalam mencukupi kehidupanya,
meliputi: konsumsi, produksi, distribusi dan lain-lain
Ø Aspek
budaya, yang meliputi: tradisi, adat-istiadat, kepercayaan, dan lain-lain
Ø Aspek
politik, meliputi: pemerintah, kelembagaan politik, kegiatan politik, hokum,
perundang-undanganyang berlaku dan lain-lain
Ø Aspek
lingkungan alam dan lingkungan fisik, meliputi keadaan relief, muka bumi,
kondisi iklim, SDA, aspek lingkungan fisik, dan lain-lain
Ø Aspek
perkembangan, yaitu bagaimana perkembangan masyarakat dimasa silam, sekarang,
dan prospeknya dimasa mendatang.
d. Pendekatan Ilmiah
Merupakan gabungan antara cara
penalaran deduktif dan induktif. Dalam pendekatan ilmiah, penalaran disertai
dengan suatu dugaan sementara (hipotesis). Misalnya kita berpendapat bahwa siswa yang makan banyak
sebelum berangkat kesekolah tidak akan kelaparan hingga jam pelajaran berakhir.
Secara induktif, kita akan menyimpulkan bahwa setiap anak yang makan banyak
tidak akan cepat lapar. Untuk menjawab kasus seperti ini kita ajukan pertayaan”
mengapa seorang siswa cepat lapar?” untuk itu, kita ajukan dugaan sementara
bahwa siswa akan cepat lapar jika makanan yang dimakan kurang memenuhi standar
gizi dan energi yang dihasilkan oleh makanan tersebut sedikit. Setelah itu,
secara deduktif, kita uji untuk mengetahui apakah hasil pengujian mendukung
atau tidak mendukung hipotesis yang diajukan tersebut.
5. JURNAL PENDIDIKAN
Jurnal
pendidikan
memiliki perananan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Di mana ilmu-ilmu
yang terdapat di dalam sebuah jurnal pendidikan akan memberikan pengetahuan
tambahan bagaimana menjalani kehidupan yang layak dan beradab. Seperti konsep pendidikan "Memanusiakan Manusia",
manusia adalah manusia tapi terkadang manusia bisa menjadi lebih rendah dari
seekor binatang tanpa pendidikan. Tengok saja anak-anak yang tidak
pernah mengenyam dunia pendidikan akan bertindak dan berbuat di luar tindakan
yang tidak sepantasnya dilakukan oleh manusia.
Dalam
tulisan yang singkat ini, akan diberikan sebuah gambaran artikel jurnal
pendidikan tentang pendidikan sosila. Betapa penting dan berharganya sebuah pendidikan sosial.
Pendidikan
Sosial dengan ruang lingkup dan aspek kehidupan sosial yang begitu luas
cakupannya, menjadi landasan kuat penanaman dan pengembangan nilai ketuhanan
yang menjadi kunci kebahagiaan kita manusia lahir-batin. Nilai ketuhanan ini menjadi
landasan moral-moralitas sumber daya manusia hari ini, terutama untuk masa yang
akan datang. Oleh karenanya, materi dan proses pembelajaran pada pendidikan
ini, wajib berlandaskan nilai ketuhanan .
Pengembangan nilai ketuhanan dalam pembelajaran pendidikan sosial, bukan sekadar memasukkan ayat-ayat dan hadits, melainkan bagaimana anak bisa berinteraksi dan berperilaku dalam masyarakat yang sesuai dengan norma agama. Ini menjadi tanggung jawab terpenting bagi para pendidik dan orang tua dalam upaya mempersiapkan anak, bahwa merupakan hasil setiap pendidikan, baik yang berhubungan dengan pendidikan iman maupun yang berkaitan dengan pendidikan moral dan psikologis.
Pengembangan nilai ketuhanan dalam pembelajaran pendidikan sosial, bukan sekadar memasukkan ayat-ayat dan hadits, melainkan bagaimana anak bisa berinteraksi dan berperilaku dalam masyarakat yang sesuai dengan norma agama. Ini menjadi tanggung jawab terpenting bagi para pendidik dan orang tua dalam upaya mempersiapkan anak, bahwa merupakan hasil setiap pendidikan, baik yang berhubungan dengan pendidikan iman maupun yang berkaitan dengan pendidikan moral dan psikologis.
Karena
eksistensi pendidikan sosial merupakan fenomena tingkah laku dan watak yang
dapat mendidik anak guna menunaikan segala kewajiban, sopan santun, kontrol
sosial, keajegan intelektual, politik, dan interaksi yang baik dengan orang
lain. Apabila anak terdidik, terbentuk, dan berkiprah di panggung kehidupan,
mereka akan dapat memberikan gambaran yang benar tentang manusia yang cakap,
berakal dan bijak. Oleh sebab itu, para guru hendaknya berusaha keras memikul
tanggung jawab besar terhadap pembelajaran ilmu sosial dengan cara yang benar,
agar mereka dapat memberikan andil dalam pembinaan masyarakat Islam yang utama,
yang berlandaskan iman, moral, pendidikan sosial yang utama, dan nilai-nilai
Islam yang tinggi.
Adapun metode yang dapat dijalankan oleh para pendidik (guru) untuk bisa mengembangkan nilai-nilai ketuhanan dalam pembelajaran ilmu sosial, adalah dengan :
Adapun metode yang dapat dijalankan oleh para pendidik (guru) untuk bisa mengembangkan nilai-nilai ketuhanan dalam pembelajaran ilmu sosial, adalah dengan :
- Penanaman dasar-dasar kejiwaan yang mulia, seperti ketakwaan, tenggang rasa, kasih sayang, mementingkan orang lain daripada diri sendiri, memaafkan, berani karena benar.
- Pemeliharaan hak orang lain. Membiasakan anak untuk menghargai dan menghormati hak-hak orang di luar dirinya, seperti hak terhadap orang tua, hak terhadap teman, hak terhadap tetangga, hak terhadap guru, hak terhadap orang yang lebih dewasa.
- Tujuan yang ingin dicapai adalah agar pendidikan sosial bagi individu menjadi lebih sempurna dan bermakna, sehingga masyarakat tumbuh di atas dasar saling menolong, produktivitas, keterikatan yang kuat, akhlak yang luhur, serta saling mencintai dan mengkoreksi secara konstruktif.
- Melaksanakan tatakrama sosial yang berlaku umum. Anak dibiasakan sejak dini untuk menjalankan etika sosial secara umum, dibentuk atas dasar-dasar pendidikan yang sebenarnya. Tujuannya, bila sudah dewasa dan dapat menangkap inti segala masalah, ia dapat bergaul dengan sesamanya di tengah-tengah masyarakat dengan kebaikan yang maksimal dan simpatik, dengan cinta yang utuh, dan budi pekerti yang luhur.
- Etika yang bisa diajarkan diantaranyai etika makan dan minum, etika mengucapkan salam, etika berbicara, etika menjenguk orang sakit dan etika-etika yang lain
- Kontrol dan kritik sosial, anak dibiasakan untuk melakukan kontrol dan kritik sosial, membina setiap orang yang bergaul dengannya, dan memberi nasihat kepada orang yang menyimpang dari etika islam. Anak dibiasakan melakukan amar ma'ruf nahi munkar, memerangi kerusakan dan penyimpangan, dan memelihara nilai, idealisme dan moralitas yang baik.
Bukanlah
suatu hal yang mustahil bagi para pendidik untuk mewujudkan pendidikan sosial
yang mempunyai nafas ketuhanan yang kental, asalkan ada kemauan dan keyakinan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ilmu- ilmu sosial baru berkembang sejak
kira-kira satu setengah abad silam yang sampai saat kini telah menjalani proses
pertumbuhan, diversifikasi sampai pada spesialisasinya. Setiap cabang ilmu-ilmu
sosial memiliki sejumlah konsep utama atau konsep kunci. Konsep-konsep tersebut
merupakan konstribusi yang berupa generalisasi dan dapat dipilih sebagai materi
pokok pembelajaran IPS. Terdapat kesamaan pandangan dari berbagai, pemerhati
dan pelaku atau guru pembelajaran IPS, bahwa dalam rangka pengajaran PIS di
sekolah maka berbagai keadaan yang terdapat di lingkungan kehidupan anak didik
dan juga berbagai peristiwa sosial yang terdapat di lingkunganya merupakan
salah satu sumber pengajaran IPS yang sangat tepat. PIS atau pendidikan IPS
merupakan program pendidikan yang berupaya mengembangkan pemahaman siswa
tentang bagaimana manusia sebagai individu dan kelompok dapat hidup bersama dan
berinteraksi dengan linkunganya(fisik dan sosial). Sebagai suatu istilah dalam ilmu,
pendekatan berarti sudut pandang atau cara umum dalam melihat atau bersikap
yang digunakan seseorang dalam memecahkan suatu masalah, atau dapat juga
disebut sebagai pola atau kerangka pikir yang dipakai untuk melihat atau
mengkaji suatu masalah.
B.
Saran
Di era dewasa ini diharapkan guru ilmu
pendidikan sosial khusunya mampu mengikuti perkembangan zaman dalam mengajarkan
materi pembelajaranya dan mengimbanggi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat.
23
|
DAFTAR PUSTAKA
Suprayogi,
Subagyo, Adang Syamsudin Sulaha, dan
Tukidi., Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, Unnes, Widya Karya Semarang.
Oemi
Oetari Wibowo, Dra., Pengantar Ilmu
Sosial, Semarang.
Daldjoeni,
Drs., Dasar-Dasar Ilmu Sosial, Alumni,
Bandung 1985
Koentjaraningrat,
Prof. Dr., Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka
Cipta
Muin
Idianto., Sosiologi, Erlangga
Saptono.,
Sosiologi, Phibeta
http://www.tp.ac.id/tag/
Jurnal Pendidikan
24
|
terimakasih mba, dan mohon ijin untuk info
BalasHapusTRY OUT UN SBMPTN Gratis di link ini : https://marketing.ruangguru.com/uji
makasih gan artikelnya, kunjungi website kami ada berbagai info tentang penyakit yang harus anda ketahui dan berbagai penawaran lainnya
BalasHapus-GOLDEN GAMAT-
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusvisa untuk pelajar
BalasHapus